Minggu, 17 November 2013

Cumi Cacing (Teuthidodrilus Samae)


Hewan unik ini pertama kali ditemukan di lautan Sulawesi pada tahun 2007. Karena tubuh yang menyerupai cacing dan cumi - cumi, para ilmuan menamakan hewan ini squidworm yang lebih di kenal dengan cumi cacing di Indonesia dan di beri nama latin Teuthidodrilus Samae. Hewan ini diduga sebagai missing link antara spesies yang berada hanya di dasar laut dan mereka yang hanya hidup di kolom air.

Cumi cacing ini di temukan di kedalaman 100 - 200 meter dibawah laut. Karena sifat karakter cumi cacing ini sangat berbeda dari bentuk kehidupan yang lain, para ilmuwan menggolongkannya sebagai spesies baru dan juga genus baru. Cumi cacing ini tersebut bukan hewan predator. Mereka hanya memakan bibit - bibit yang di sebut salju laut, yaitu campuran tumbuhan dan hewan mikro laut yang tenggelam di kedalaman.

Cumi cacing ini di kumpulkan dan diteliti sejak tahun 2010. Dan diketahui bahwa cumi cacing ini dapat tumbuh hingga 9,4 cm. Cumi cacing memiliki 10 tentakel yang panjang, menyeruak dari kepalanya. Selain itu, ia juga memiliki enam organ yang disebut nuchal. Organ ini memungkinkan cumi cacing untuk mengecap rasa dan memcium sesuatu di dalam air. Cumi cacing dilaporkan tidak memiliki bola mata. Para peneliti belum mengetahui apakah ini hewan ini adalah spesies yang terancam punah atau bukan.

Ahli biologi kelautan Santa Cruz, Karen Osborn mengatakan, warna tubuh cumi cacing adalah transisi dari coklat ke hitam. Otot terbesar di bawah kulitnya yang berwarna merah muda mengkilap digunakan untuk berenang. Dengan Mempelajari spesies baru ini diharapkan membantu dalam mengumpulkan sejarah evolusi makhluk dan menentukan karakteristik mereka

Karena laut sulawesi yang cukup dalam dengan kedalaman 20.300 kaki atau 6.200 meter, daerah ini menjadi hotspot para ilmuan dan peneliti dari seluruh dunia untuk mengungkap hewan - hewan baru yang berada di laut tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar